SEPERTI KEMARIN
(in memoriam, 24 Oktober ‘02)
Seperti kemarin,
Jam dinding di kamarku
Masih berdetak, lambat
Saat rambutmu terurai menyentuh
Hidungku,
Bergetar …….
Lambat
Seperti kemarin,
Kau tampak basah
Oleh airmatamu,
Menetes diantara sela-sela
Egomu, aku diam,
Menanti waktu
Tuk segera meninggalkanmu
Seperti kemarin
Kau masih di pelukku
Lewati malam
Tanpa kata, tanpa apa-apa, hingga
:jam dinding di kamarku terhenti
Wednesday, November 24, 2004
Monday, November 01, 2004
SEHABIS SAHUR
Sehabis sahur,
aku bersujud di atas sajadah
yang basah, oleh air mata rindu-Mu
hanya hati yang berdoa
ya hanya doa saja
Sehabis sahur,
ku terjemahkan ayat-ayat-Mu
lewat sujudku, yang tunduk
dalam-dalam.
Sehabis sahur,
sepuluh menit aku tertidur
sebelum subuh membaringkanku
lembut dalam Qunutku
: aku begitu rindu takbir-Mu
Nov'04
Sehabis sahur,
aku bersujud di atas sajadah
yang basah, oleh air mata rindu-Mu
hanya hati yang berdoa
ya hanya doa saja
Sehabis sahur,
ku terjemahkan ayat-ayat-Mu
lewat sujudku, yang tunduk
dalam-dalam.
Sehabis sahur,
sepuluh menit aku tertidur
sebelum subuh membaringkanku
lembut dalam Qunutku
: aku begitu rindu takbir-Mu
Nov'04