Wednesday, April 05, 2006

MASIH

Warna yang kau torehkan
di pelupuk mataku,
masih terlihat indah walau lembayung sore
tersenyum menggodaku,
sesaat.

Mungkin semerbak kopi seduh
takkan lagi menjagaku dari tidur nyenyakku
atau bisikan mesra esok pagi
yang kini hanya terdengar
sayup-sayup menghela
di setiap nafasku,
hening...... sejak itu.

Satu, dua, tiga musim lewat sudah
tanpa sapamu, hingga
angin gunung menghempaskan
ruhku,
telanjangiku dengan kerinduan-kerinduan semu
.............................
seperti bekas kecupmu
yang masih terasa hangat
di bibirku.......masih.

April'06
SUNGGUH

Sungguh aku bertanya
tentang arti kesendirian
yang hinggapi ketakutanku
saat wajah kita lekat
bahkan,
hingga kudengar hembusan napasmu
memburu......
di setiap geliat tubuhku
aku diam
menunggu jawabmu
sungguh !

Bandung yang elok, 22 Maret 2006