Wednesday, November 24, 2004

SEPERTI KEMARIN

(in memoriam, 24 Oktober ‘02)

Seperti kemarin,
Jam dinding di kamarku
Masih berdetak, lambat
Saat rambutmu terurai menyentuh
Hidungku,
Bergetar …….
Lambat

Seperti kemarin,
Kau tampak basah
Oleh airmatamu,
Menetes diantara sela-sela
Egomu, aku diam,
Menanti waktu
Tuk segera meninggalkanmu

Seperti kemarin
Kau masih di pelukku
Lewati malam
Tanpa kata, tanpa apa-apa, hingga
:jam dinding di kamarku terhenti

SEPERTI DAUN JATI

(in memoriam, 11 Oktober ‘02)

Seperti daun-daun jati
Yang jatuh di halaman rumahku
Satu….dua...tiga berguguran
Tanpa pesan, hanya bunyian
Gemerisik, dan ilalang yang semakin
Bimbang karena angin musim kemarau
Menerpa waktu, juga egoku

Aku menunggumu dengan sedikit
Rasa rindu.


Monday, November 01, 2004

SEHABIS SAHUR

Sehabis sahur,
aku bersujud di atas sajadah
yang basah, oleh air mata rindu-Mu
hanya hati yang berdoa
ya hanya doa saja

Sehabis sahur,
ku terjemahkan ayat-ayat-Mu
lewat sujudku, yang tunduk
dalam-dalam.

Sehabis sahur,
sepuluh menit aku tertidur
sebelum subuh membaringkanku
lembut dalam Qunutku
: aku begitu rindu takbir-Mu


Nov'04