MASIH
Warna yang kau torehkan
di pelupuk mataku,
masih terlihat indah walau lembayung sore
tersenyum menggodaku,
sesaat.
Mungkin semerbak kopi seduh
takkan lagi menjagaku dari tidur nyenyakku
atau bisikan mesra esok pagi
yang kini hanya terdengar
sayup-sayup menghela
di setiap nafasku,
hening...... sejak itu.
Satu, dua, tiga musim lewat sudah
tanpa sapamu, hingga
angin gunung menghempaskan
ruhku,
telanjangiku dengan kerinduan-kerinduan semu
.............................
seperti bekas kecupmu
yang masih terasa hangat
di bibirku.......masih.
April'06